jfl4pTej7k4QfCLcbKfF9s3px8pyp1IT1rbd9c4h
Renungan hidup : Menghidari musibah menjemput bahagia

Iklan Billboard 970x250

Renungan hidup : Menghidari musibah menjemput bahagia


Renungan : “Tak perlu menunggu jatuh sakit untuk bangkit menjadi lebih baik”



Suatu ketika, Aku menderita sakit. Sakit yang cukup keras. Badan panas tinggi, lemah lunglai tak berdaya. Setiap hari, terlintas bayangan kematian dalam benakku, masihkah ada kesempatan untuk bisa melanjutkan kehidupanku?
Kulihat kesedihan di wajah lemas isteriku yang duduk disamping pembaringanku,
Kulihat mata bening berair dan bibir mungil anak-anakku yang terus berdzikir dan berdoa, memohon kepada Allah dengan tulus untuk kesembuhanku. ”Ya Allah … Sembuhkanlah ayahku..., ya Allah… sembuhkanlah ayahku….”
Dalam ketidakberdayaanku, menangis aku, terenyuh hatiku melihat ketulusan cinta mereka. Ternyata Mereka yang selama ini aku remehkan dan sering aku sakiti, adalah orang-orang yang paling tulus mencintai.
Menyesal sungguh menyesal, menyesali keangkuhanku, kekasaranku, menyesali kerasnya perilakuku kepada anak dan isteriku. Teringat akan ketidak-sabaranku, teringat akan kemarahan yang sering menjadi-jadi hanya karena hal sepele, pun teringat atas kebiasaan burukku “mengorek-ngorek” kekurangan yang menyakiti hati mereka.
Ya Allah…. Tersadar aku akan banyaknya dosa-dosaku kepada mereka.
Dalam sakitku, Aku berusaha mengangkat tanganku, mengusap kepala mereka, dengan lirih dan sedih aku aku berkata, “Ayah minta maaf ya, doakan.. biar ayah segera sembuh” (Sambil berjanji dalam hati, Ya Allah andai Engkau beri kesempatan aku untuk hidup kembali, aku berjanji akan menjadi ayah yang baik bagi mereka)
Kisah tersebut adalah salah satu fragmen kehidupan, yang saya yakin banyak diantara kita yang memiliki kisah serupa. Kisah teguran dari Allah untuk menyadarkan manusia agar menjadi manusia yang lebih baik, khususnya kepada orang-orang terdekat kita. Karena kebaikan kita kepada mereka adalah kebaikan untuk diri kita sendiri.
Banyak orang yang tidak mau berbakti kepada orang tuanya yang sudah renta, padahal dalam baktinya ada surga dunia dan akhirat, dalam kedurhakaannya ada neraka dunia dan neraka akhirat. Banyak kabar yang sampai kepada kita, bahwa satu hal yang paling cepat mendatangkan azab kesengsaraan kepada kita adalah durhaka kepada orang tua.
Banyak orang yang keras kepada pasangannya, hilang cintanya, hilang kasih sayangnya, karena merasa sudah sukses dan banyak uang, Dengan kekayaannya, mereka pikir mudah mencari pasangan yang baru, padahal “mereka yang cinta hartamu tak akan pernah benar-benar mencintaimu”.
Guru bijak berkata, “Orang-orang yang berada dalam tanggunganmu adalah orang-orang yang memberikan berkah kepadamu”. Allah menjamin rezeki setiap makhlukNya, dan Allah menitipkan rezeki orang-orang yang lemah di sekitarmu kepada dirimu.
Ibumu yang renta, bapakmu yang tua, adik-adikmu yang lemah, isterimu, anak-anakmu, bahkan orang-orang lemah lainnya yang ada disekitarmu adalah makhluk Allah yang rizkinya dititipkan kepadamu.
Kesuksesanmu, kesehatanmu, kekuatanmu, bisa jadi karena adanya orang-orang lemah yang diamanahkan kepadamu. Keselamatanmu dari aneka musibah, sangat mungkin karena keberkahan dan doa dari mereka yang tak berdaya yang berada dalam tanggunganmu.
Tak perlu menunggu musibah untuk menjemput hidayah. Tak perlu menunggu jatuh sakit untuk bangkit menjadi lebih baik.
Datangi Ibu/bapakmu, minta maaf dan muliakan mereka.
Berbaktilah pada suamimu layani ia sebaik yang kamu bisa,
Bahagiakan Isterimu dan jadikan ia nyaman dalam perlindunganmu.
Peluk dan Cium anak-anakmu setiap hari sebelum kamu berangkat kerja.
Jika itu menjadi ritual harianmu, maka insya Allah keberkahan dan kebahagiaan akan selalu mengiringi langkah kehidupanmu. Aamiin
Selamat menjemput Bahagia

Jakarta. 22.8.2019
Haafiz Imam @masbaim

Baca Juga
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

Posting Komentar