Pro kontra Nisfu Sa'ban
*๐ฟ๐ธPro โ Kontra Ritual Nishfu Syaโban๐ธ๐ฟ*
๐ข๐ข๐ข๐ข๐ข๐ข๐ข
Di beberapa negara Islam, umat Islam memiliki tradisi berkumpul di masjid atau di surau pada tiap baโda maghrib di malam nishfu syaโban (malam ke lima belas). Mereka membaca surat Yasin, lalu shalat dua rakaat dengan tujuan agar panjang umur, lalu shalat dua rakaat lagi agar kaya selain itu mereka berdoa dengan doa-doa khusus untuk malam nishfu syaโban. Apakah ini semua memiliki dalil dari Al Quran, As Sunnah, atau pernah diperbuat oleh sahabat, atau tabiโin, atau tabiโut tabiโin, atau para imam madzhab? Ataukah ini kekeliruan dan perkara yang diada-adakan (baca: bidโah) ? Ataukah perselisihan ulama yang mesti disikapi dengan lapang dada?
Namun, tidak bisa dipungkiri aktifitas ini memang pro kontra sejak masa lalu. Kedua belah pihak sama-sama sepakat bahwa ritual ini tidak pernah ada pada masa Nabi ๏ทบ dan para sahabatnya. Ritual ini baru ada pada masa tabiโin, dan dilakukan sebagian ulama pada masa itu, dan ditolak oleh lainnya.
*๐I. Pihak Yang Menolak*
Pihak yang menolak, baik membidโahkan atau memakruhkan, menganggap aktfitas ini tidak ada dasarnya dalam syariat. Dan merupakan salah satu ritual yang muhdats (baru), yang mesti dijauhi. Sebab, asal dari ibadah adalah ittibaโ (mengikuti), bukan ibtidaโ (menginovasi).
Dalam kaidah disebutkan:
ููุงููุฃูุตููู ููู ุงููุนูุจูุงุฏูุงุชู ุงููุจูุทูููุงูู ุญูุชููู ูููููู ู ุฏูููููู ุนูููู ุงููุฃูู ูุฑู
โPada dasarnya semua bentuk ibadah adalah batil (terlarang), sampai adanya dalil yang menunjukkan perintahnya.โ (Imam Ibnul Qayyim, Iโlamul Muwaqiโin, 1/344. Maktabah Al Kulliyat Al Azhariyah)
Dengan kaidah inilah para ulama sangat berhati-hati dalam urusan perkara ibadah yang pada masa-masa Rasulullah Shallallahu โAlaihi wa Sallam dan sahabat tidak pernah ada. Sebab jika ibadah tersebut baik dan benar, pastilah Rasulullah Shallallahu โAlaihi wa Sallam paling tahu tentang itu dan tidak akan lupa mencontohkan atau memerintahkan kepada umatnya.
Berikut ini ulama yang menolak ritual Nishfu Syaโban:
*1โฃ Sebagian tabiโin*
Diriwayatkan dari sebagian tabiโin bahwa mereka membenci ritual Nishfu Syaโban, bahkan ada yang membidโahkan.
Syaikh โAthiyah Shaqr Rahimahullah menceritakan:
ููุฏ ุฃููุฑ ุฐูู ุฃูุซุฑ ุงูุนูู ุงุก ู ู ุฃูู ุงูุญุฌุงุฒุ ู ููู ุนุทุงุก ูุงุจู ุฃุจู ู ูููุฉุ ููููู ุนุจุฏ ุงูุฑุญู ู ุจู ุฒูุฏ ุจู ุฃุณูู ุนู ูููุงุก ุฃูู ุงูู ุฏููุฉ ุ ููู ููู ุฃุตุญุงุจ ู ุงูู ูุบูุฑูู ุ ููุงููุง : ุฐูู ููู ุจุฏุนุฉ
Perbuatan itu diingkari oleh mayoritas ulama di Hijaz seperti Athaโ, Ibnu Abi Malikah, dan dikutip dari Abdurrahman bin Zaid bin Aslam bahwa fuqaha Madinah juga menolaknya, yakni para sahabat Imam Malik dan selain mereka, lalu mereka mengatakan: โSemua itu bidโah!โ (Fatawa Al Azhar, 10/131)
Begitu pula sebagian ulama Syam masa itu, Syaikh โAthiyah melanjutkan:
ุฃูู ููุฑู ุงูุงุฌุชู ุงุน ูู ุงูู ุณุงุฌุฏ ููุตูุงุฉ ูุงููุตุต ูุงูุฏุนุงุก ุ ููุง ููุฑู ุฃู ูุตูู ุงูุฑุฌู ูููุง ูุฎุงุตุฉ ููุณู ุ ููุฐุง ููู ุงูุฃูุฒุงุนู ุฅู ุงู ุฃูู ุงูุดุงู ููููููู ูุนุงูู ูู .
Bahwasanya dibenci (makruh) berjamaah di masjid untuk shalat, berkisah, dan berdoa pada malam itu, namun tidak mengapa jika seseorang shalatnya sendiri saja. Inilah pendapat Al Auzaโi, imam penduduk Syam dan faqih (ahli fiqih)-nya mereka dan ulamanya mereka.โ (Ibid)
Tertulis dalam Al Mausuโah:
ุฌูู ููููุฑู ุงููููููููุงุกู ุนูููู ููุฑูุงููุฉู ุงูุงูุฌูุชูู ูุงุนู ูุฅููุญูููุงุกู ููููููุฉู ุงููููุตููู ู ููู ุดูุนูุจูุงูู ุ ููุตูู ุนูููู ุฐููููู ุงููุญููููููููุฉู ููุงููู ูุงูููููููุฉู ุ ููุตูุฑููุญููุง ุจูุฃูููู ุงูุงูุฌูุชูู ูุงุนู ุนูููููููุง ุจูุฏูุนูุฉู ููุนูููู ุงูุฃููุฆูู ููุฉู ุงููู ูููุนู ู ููููู . ูููููู ููููู ุนูุทูุงุกู ุจููู ุฃูุจูู ุฑูุจูุงุญู ููุงุจููู ุฃูุจูู ู ูููููููุฉู . ููุฐูููุจู ุงูุฃููููุฒูุงุนูููู ุฅูููู ููุฑูุงููุฉู ุงูุงูุฌูุชูู ูุงุนู ููููุง ููู ุงููู ูุณูุงุฌูุฏู ูููุตูููุงูุฉู ุ ูุฃููููู ุงูุงูุฌูุชูู ูุงุนู ุนูููู ุฅูุญูููุงุกู ููุฐููู ุงููููููููุฉู ููู ู ููููููู ุนููู ุงูุฑููุณููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ูููุงู ุนููู ุฃูุญูุฏู ู ููู ุฃูุตูุญูุงุจููู
Mayoritas ahli fiqih memakruhkan berkumpul di masjid untuk menghidupkan malam Nishfu Syaโban, itu dikatakan oleh Hanafiyah dan Malikiyah. Mereka menerangkan bahwa berkumpul pada malam itu adalah bidโah dan para imam melarangnya. Ini adalah pendapat โAtha bin Abi Rabah dan Ibnu Mulaikah. Sedangkan Al Auzaโi memakruhkan berkumpu
l di masjid untuk shalat, karena berkumpul untuk menghidupkan malam ini tidak pernah ada dikutip dari Rasulullah ๏ทบ dan tidak seorang pun para sahabatnya. (Al Mausuโah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 2/236)
*2โฃ Imam An Nawawi (bermadzhab syafiโi)*
Beliau Rahimahullah memberikan komentar tentang mengkhususkan shalat pada malam nishfu syaโban, sebagai berikut:
ุงูุตูุงุฉ ุงูู ุนุฑููุฉ ุจุตูุงุฉ ุงูุฑุบุงุฆุจ ููู ุซูุชู ุนุดุฑุฉ ุฑูุนุฉ ุชุตูู ุจูู ุงูู ุบุฑุจ ูุงูุนุดุงุก ูููุฉ ุฃูู ุฌู ุนุฉ ูู ุฑุฌุจ ูุตูุงุฉ ูููุฉ ูุตู ุดุนุจุงู ู ุงุฆุฉ ุฑูุนุฉ ููุงุชุงู ุงูุตูุงุชุงู ุจุฏุนุชุงู ูู ููุฑุงู ูุจูุญุชุงู ููุง ูุบุชุฑ ุจุฐูุฑูู ุง ูู ูุชุงุจ ููุช ุงููููุจ ูุงุญูุงุก ุนููู ุงูุฏูู ููุง ุจุงูุญุฏูุซ ุงูู ุฐููุฑ ูููู ุง ูุงู ูู ุฐูู ุจุงุทู
โShalat yang sudah dikenal dengan sebutan shalat Raghaโib yaitu shalat 12 rakaat yang dilakukan antara Maghrib dan Isyaโ, yakni malam awal hari Jumat pada bulan Rajab, dan shalat malam pada nishfu syaโban seratus rakaat, maka dua shalat ini adalah bidโah munkar yang buruk, janganlah terkecoh karena keduanya disebutkan dalam kitab Qutul Qulub dan Ihya Ulumuddin , dan tidak ada satu pun hadits yang menyebutkan dua shalat ini, maka semuanya adalah batil.โ (Imam An Nawawi, Al Majmuโ Syarh Al Muhadzdzab, 4/56)
Demikian komentar Imam An Nawawi.
*3โฃ Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (madzhab Hambali)*
Beliau Rahimahullahi memiliki dua pandangan tentang ritual nishfu syaโban, TIDAK BOLEH dan BOLEH, bagaimana yang tidak boleh?
ููุฃูู ููุง ุงููุงุฌูุชูู ูุงุนู ููู ุงููู ูุณูุงุฌูุฏู ุนูููู ุตูููุงุฉู ู ูููุฏููุฑูุฉู . ููุงููุงุฌูุชูู ูุงุนู ุนูููู ู ูุงุฆูุฉู ุฑูููุนูุฉู ุจูููุฑูุงุกูุฉู ุฃููููู : { ูููู ูููู ุงูููููู ุฃูุญูุฏู } ุฏูุงุฆูู ูุง . ููููุฐูุง ุจูุฏูุนูุฉู ููู ู ููุณูุชูุญูุจููููุง ุฃูุญูุฏู ู ููู ุงููุฃูุฆูู ููุฉู . ููุงููููููู ุฃูุนูููู ู .
โAda pun berkumpul di masjid untuk melakukan shalat yang sudah ditentukan, seperti berjamaah sebanyak seratus rakaat dengan membaca seribu kali Qul Huwallahu Ahad, maka ini adalah bidโah yang tidak pernah dianjurkan seorang pun kaum salaf (terdahulu). Wallahu Aโlam.โ (Imam Ibnu Taimiyah, Majmuโ Fatawa, Juz. 2, Hal. 447)
*4โฃ Fatwa Al Lajnah Ad Daimah Kerajaan Arab Saudi*
Mereka menjelaskan tentang hukum mengkhususkan ibadah pada malam Nishfu Syaโban:
ูู ู ุงูุจุฏุน ุงูุชู ุฃุญุฏุซูุง ุจุนุถ ุงููุงุณ: ุจุฏุนุฉ ุงูุงุญุชูุงู ุจูููุฉ ุงููุตู ู ู ุดุนุจุงูุ ูุชุฎุตูุต ููู ูุง ุจุงูุตูุงู ุ ูููุณ ุนูู ุฐูู ุฏููู ูุฌูุฒ ุงูุงุนุชู ุงุฏ ุนูููุ ููุฏ ูุฑุฏ ูู ูุถููุง ุฃุญุงุฏูุซ ุถุนููุฉ ูุง ูุฌูุฒ ุงูุงุนุชู ุงุฏ ุนูููุงุ ุฃู ุง ู ุง ูุฑุฏ ูู ูุถู ุงูุตูุงุฉ ูููุง ูููู ู ูุถูุนุ ูู ุง ูุจู ุนูู ุฐูู ูุซูุฑ ู ู ุฃูู ุงูุนูู ุ ูุณูุฃุชู ุฐูุฑ ุจุนุถ ููุงู ูู ุฅู ุดุงุก ุงููู. ููุฑุฏ ูููุง ุฃูุถูุง ุขุซุงุฑ ุนู ุจุนุถ ุงูุณูู ู ู ุฃูู ุงูุดุงู ูุบูุฑูู . ูุงูุฐู ุนููู ุฌู ููุฑ ุงูุนูู ุงุก: ุฃู ุงูุงุญุชูุงู ุจูุง ุจุฏุนุฉุ ูุฃู ุงูุฃุญุงุฏูุซ ุงููุงุฑุฏุฉ ูู ูุถููุง ูููุง ุถุนููุฉ ูุจุนุถูุง ู ูุถูุนุ ูู ู ู ูุจู ุนูู ุฐูู ุงูุญุงูุธ ุงุจู ุฑุฌุจ ูู ูุชุงุจู [ูุทุงุฆู ุงูู ุนุงุฑู] ูุบูุฑูุ ูุงูุฃุญุงุฏูุซ ุงูุถุนููุฉ ุฅูู ุง ูุนู ู ุจูุง ูู ุงูุนุจุงุฏุงุช ุงูุชู ูุฏ ุซุจุช ุฃุตููุง ุจุฃุฏูุฉ ุตุญูุญุฉุ ุฃู ุง ุงูุงุญุชูุงู ุจูููุฉ ุงููุตู ู ู ุดุนุจุงู ูููุณ ูู ุฃุตู ุตุญูุญ ุญุชู ูุณุชุฃูุณ ูู ุจุงูุฃุญุงุฏูุซ ุงูุถุนููุฉ.
โDan di antara bidโah yang di ada-adakan manusia pada malam tersebut adalah: bidโahnya mengadakan acara pada malam nishfu syaโban, dan mengkhususkan siang harinya berpuasa, hal tersebut tidak ada dasarnya yang bisa dijadikan pegangan untuk membolehkannya. Hadits-hadits yang meriwayatkan tentang keutamaannya adalah dhaโif dan tidak boleh menjadikannya sebagai pegangan, sedangkan hadits-hadits tentang keutamaan shalat pada malam tersebut, semuanya adalah maudhuโ (palsu), sebagaimana yang diberitakan oleh kebanyakan ulama tentang itu, Insya Allah nanti akan saya sampaikan sebagian ucapan mereka, dan juga atsar (riwayat) dari sebagian salaf dari penduduk Syam dan selain mereka. Jumhur (mayoritas) ulama berkata: sesungguhnya acara pada malam itu adalah bidโah, dan hadits-hadits yang bercerita tentang keutamaannya adalah dhaโif dan sebagiannya adalah palsu. Di antara ulama yang memberitakan hal itu adalah Al Hafizh Ibnu Rajab dalam kitabnya Lathaโif alMaโarif dan lainnya. Ada pun hadits-hadits dhaโif hanyalah bisa diamalkan dalam perkara ibadah, jika ibadah tersebut telah ditetapkan oleh dalil-dalil yang shahih, sedangkan acara pada malam nishfu syaโban tidak ada dasar yang shahih, melainkan โditundukkanโ dengan hadits-hadits dhaโif.โ (Fatawa al Lajnah ad Daimah lil Buhuts โIlmiyah wal Iftaโ, Juz. 4, Hal. 281) Sekian kutipan d
ari Al Lajnah Ad Daimah.
*II. Pihak Yang Membolehkan*
Pihak yang membolehkan menilai apa yang dilakukannya memiliki dasar dalam agama secara shahih, yaitu hadits berikut:
ูุทูุน ุงููู ุชุจุงุฑู ู ุชุนุงูู ุฅูู ุฎููู ูููุฉ ุงููุตู ู ู ุดุนุจุงู ุ ููุบูุฑ ูุฌู ูุน ุฎููู ุฅูุง ูู ุดุฑู ุฃู ู ุดุงุญู
โAllah Taโala menampakkan diriNya kepada hambaNya pada malam nishfu syaโban, maka Dia mengampuni bagi seluruh hambaNya, kecuali orang yang musyrik atau pendengki.โ *(Hadits ini Diriwayatkan oleh banyak sahabat nabi, satu sama lain saling menguatkan, yakni oleh Muadz bin Jabal, Abu Tsaโlabah Al Khusyani, Abdullah bin Amr, โAuf bin Malik, dan โAisyah. Lihat Syaikh Al Albani, As Silsilah Ash Shahihah, 3/135, No. 1144. Darul Maโarif. Juga kitab beliau Shahih Al 6Jamiโ Ash Shaghir wa Ziyadatuhu, 2/785. Al Maktab Al Islami. Namun, dalam kitab Tahqiq Misykah Al Mashabih, justru Syaikh Al Albani mendhaifkan hadits ini, Lihat No. 1306, tetapi yang lebih kuat adalah shahih karena banyaknya jalur periwayatan yang saling menguatkan. Dishahihkan pula oleh Dr. Abdul Malik bin Abdullah Ad Duhaisy, dalam Jamiโ Al Masanid wa Sunan, No. 9697)*
Hadits ini menunjukkan kemuliaan dan keutamaan malam Nishfu Syaโban. Oleh karena itu memanfaatkannya sebagai momentum beribadah adalah hal yang disyariatkan secara mutlak. Baik sendiri atau berjamaah, baik dengan membaca Al Quran, atau shalat sendiri atau berjamaah, seperti yang terjadi di sebagian masjid di negeri-negeri muslim. Manusia bebas memilihnya, atau menyatukan semuanya.
Berikut ini pihak yang membolehkan:
*1. Sebagian Tabiโin dan tabiโut tabiโin*
Dari kalangan tabiโin seperti Makhul dan Khalid bin Maโdan, dari kalangan tabiโut tabiโin seperti Ishaq bin Rahuya (Rahawaih), yang memandangnya sebagai perbuatan bagus dan bukan bidโah.
Syaikh โAthiyah Shaqr Rahimahullah mengatakan:
ุ ูุงูุตูุฑุฉ ุงูุชู ูุญุชูู ุจูุง ุงููุงุณ ุงูููู ูู ุชูู ูู ุฃูุงู ู ููุง ูู ุฃูุงู ุงูุตุญุงุจุฉ ุ ูููู ุญุฏุซุช ูู ุนูุฏ ุงูุชุงุจุนูู . ูุฐูุฑ ุงููุณุทูุงูู ูู ูุชุงุจู "ุงูู ูุงูุจ ุงููุฏููุฉ"ุฌ 2 ุต 259 ุฃู ุงูุชุงุจุนูู ู ู ุฃูู ุงูุดุงู ูุฎุงูุฏ ุจู ู ุนุฏุงู ูู ูุญูู ูุงููุง ูุฌุชูุฏูู ูููุฉ ุงููุตู ู ู ุดุนุจุงู ูู ุงูุนุจุงุฏุฉ ุ ูุนููู ุฃุฎุฐ ุงููุงุณ ุชุนุธูู ูุง ุ ูููุงู ุฃููู ุจูุบูู ูู ุฐูู ุขุซุงุฑ ุฅุณุฑุงุฆูููุฉ . ููู ุง ุงุดุชูุฑ ุฐูู ุนููู ุงุฎุชูู ุงููุงุณ ุ ูู ููู ู ู ูุจูู ู ููู
Sedangkan aktifitas (ritual Nishfu Syaโban) dengan gambaran yang dilakukan manusia saat ini, tidak pernah ada pada masa Rasulullah, tidak pernah ada pada masa sahabat, tetapi terjadi pada masa tabiโin.
Al Qasthalani menceritakan dalam kitabnya Al Mawahib Al Laduniyah (Juz.2, Hal. 259), bahwa tabiโin dari negeri Syam seperti Khalid bin Maโdan, dan Mak-hul, mereka berijtihad untuk beribadah pada malam nishfu syaโban. Dari merekalah manusia beralasan untuk memuliakan malam nishfu syaโban. Diceritakan bahwa telah sampai kepada mereka atsar israiliyat tentang hal ini. Ketika hal tersebut tersiarkan, maka manusia pun berselisih pendapat, lalu di antara mereka ada yang mengikutinya. *(Fatawa Al Azhar, 10/131)*
Syaikh โAthiyah juga menyebutkan para imam tabiโin di Syam yang menghidupkan malam Nishfu Syaโban dengan ibadah di masjid secara berjamaah, dan mereka memandangnya bukan bidโah. Berikut ini uraiannya:
ุฃูู ูุณุชุญุจ ุฅุญูุงุคูุง ุฌู ุงุนุฉ ูู ุงูู ุณุฌุฏุ ููุงู ุฎุงูุฏ ุจู ู ุนุฏุงู ูููู ุงู ุงุจู ุนุงู ุฑ ูุบูุฑูู ุง ููุจุณูู ูููุง ุฃุญุณู ุซูุงุจูู ููุชุจุฎุฑูู ูููุชุญููู ููููู ูู ูู ุงูู ุณุฌุฏ ูููุชูู ุชูู ุ ููุงูููู ุฅุณุญุงู ุจู ุฑุงูููู ุนูู ุฐูู ููุงู ูู ููุงู ูุง ูู ุงูู ุณุงุฌุฏ ุฌู ุงุนุฉ : ููุณ ุฐูู ุจุจุฏุนุฉุ ูููู ุนูู ุญุฑุจ ุงููุฑู ุงูู ูู ู ุณุงุฆูู
Dianjurkan menghidupkan malam tersebut dengan berjamaah di masjid, Khalid bin Miโdan dan Luqman bin โAmir, dan selainnya, mereke mengenakan pakain bagus, memakai wewangian, bercelak, dan mereka menghidupkan malamnya dengan shalat. Hal ini disepakati oleh Ishaq bin Rahawaih, dia berkata tentang shalat berjamaah pada malam tersebut: โItu bukan bidโah!โ Hal ini dikutip oleh Harb al Karmani ketika dia bertanya kepadanya tentang ini. *(Ibid)*
Dalam Al Mausuโah disebutkan:
ููุฐูููุจู ุฎูุงููุฏู ุจููู ู ูุนูุฏูุงูู ููููููู ูุงูู ุจููู ุนูุงู ูุฑู ููุฅูุณูุญูุงูู ุจููู ุฑูุงูููููููู ุฅูููู ุงุณูุชูุญูุจูุงุจู ุฅูุญูููุงุฆูููุง ููู ุฌูู ูุงุนูุฉู
Khalid bin Maโdan, Luqman bin โAmir, dan Ishaq bin Rahawaih mengatakan mustahab (disukai) menghi
dupkan malam tersebut dengan berjamaah. *(Al Mausuโah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 2/236)*
*2. Amalam Penduduk Mekkah Generasi Salaf*
Al Fakihi Rahimahullah (wafat 272 H) bercerita:
ุฐูููุฑู ุนูู ููู ุฃููููู ู ููููุฉู ููููููุฉู ุงููููุตููู ู ููู ุดูุนูุจูุงูู ููุงุฌูุชูููุงุฏูููู ู ูููููุง ููููุถูููููุง ููุฃููููู ู ููููุฉู ูููู ูุง ู ูุถูู ุฅูููู ุงููููููู ู ุฅูุฐูุง ููุงูู ููููููุฉู ุงููููุตููู ู ููู ุดูุนูุจูุงููุ ุฎูุฑูุฌู ุนูุงู ููุฉู ุงูุฑููุฌูุงูู ููุงููููุณูุงุกู ุฅูููู ุงููู ูุณูุฌูุฏูุ ููุตููููููุงุ ููุทูุงูููุงุ ููุฃูุญูููููุง ููููููุชูููู ู ุญูุชููู ุงูุตููุจูุงุญู ุจูุงููููุฑูุงุกูุฉู ููู ุงููู ูุณูุฌูุฏู ุงููุญูุฑูุงู ูุ ุญูุชููู ููุฎูุชูู ููุง ุงููููุฑูุขูู ูููููููุ ููููุตูููููุงุ ููู ููู ุตููููู ู ูููููู ู ุชููููู ุงููููููููุฉู ู ูุงุฆูุฉู ุฑูููุนูุฉู ููููุฑูุฃู ููู ููููู ุฑูููุนูุฉู ุจูุงููุญูู ูุฏูุ ูููููู ูููู ุงูููู ุฃูุญูุฏู ุนูุดูุฑู ู ูุฑููุงุชูุ ููุฃูุฎูุฐููุง ู ููู ู ูุงุกู ุฒูู ูุฒูู ู ุชููููู ุงููููููููุฉูุ ููุดูุฑูุจููููุ ููุงุบูุชูุณููููุง ุจูููุ ููุฎูุจููุคูููู ุนูููุฏูููู ู ููููู ูุฑูุถููุ ููุจูุชูุบูููู ุจูุฐููููู ุงููุจูุฑูููุฉู ููู ููุฐููู ุงููููููููุฉูุ ููููุฑูููู ููููู ุฃูุญูุงุฏููุซู ููุซููุฑูุฉู
Amalan penduduk Mekkah pada malam Nishfu Sya'ban dan kesungguhan mereka beribadah karena keutamaan malam tersebut. Penduduk Mekkah dari dulu sampai hari ini, jika datang malam Nishfu Sya'ban, maka mayoritas laki-laki dan perempuan keluar menuju Masjidil Haram, mereka shalat, thawaf, dan menghidupkan malam itu sampai pagi dengan membaca Al Quran di Masjidil Haram sampai mengkhatamkan semuanya, dan mereka shalat, di antara mereka ada yang shalat malam itu 100 rakaat dan pada tiap rakaatnya membaca Al Fatihah dan Al Ikhlas 10 kali, lalu mereka mengambil air zam zam malam itu, lalu meminumnya, mandi dengannya, dan juga menyembuhkan orang sakit dengannya, dalam rangka mencari keberkahan pada malam tersebut. *(Akhbar Makkah, 3/84)*
*3. Imam Ibnu Taimiyah Rahimahullah*
Beliau berkata:
ุฅุฐูุง ุตููููู ุงููุฅูููุณูุงูู ููููููุฉู ุงููููุตููู ููุญูุฏููู ุฃููู ููู ุฌูู ูุงุนูุฉู ุฎูุงุตููุฉู ููู ูุง ููุงูู ููููุนููู ุทูููุงุฆููู ู ููู ุงูุณูููููู ูููููู ุฃูุญูุณูู
Jika manusia shalat malam nishfu seorang diri atau jamaah secara khusus sebagaimana yang dilakukan beberapa golongan salaf, maka itu lebih baik. *(Al Fatawa Al Kubra, 2/262)*
Jadi, yang diingkari oleh Imam Inu Taimiyah adalah jika mengkhususkan bilangan rakaatnya dan bilangan bacaannya, yang menurutnya bidโah dan tidak dianjurkan para imam. *( _Ibid_)*
Sebenarnya, sikap Imam Ibnu Taimiyah adalah sikap yang dianut mayoritas ulama yaitu menganjurkan menghidupkan malam Nisfu Syaโban dengan ibadah, tetapi secara umum saja tanpa ada aturan, cara, dan bilangan yang baku.
Tersebut dalam Al Mausuโah:
ุฐูููุจู ุฌูู ููููุฑู ุงููููููููุงุกู ุฅูููู ููุฏูุจู ุฅูุญูููุงุกู ููููููุฉู ุงููููุตููู ู ููู ุดูุนูุจูุงูู ...
Mayoritas ahli fiqih menganjurkan menghidupkan (dengan ibadah) malam Nishfu Syaโban .. (Lalu disebutkan beberapa hadits tentang hal itu).
Lalu dilanjutkan:
ููุจูููููู ุงููุบูุฒูุงููููู ููู ุงูุฅููุญูููุงุกู ูููููููููุฉู ุฎูุงุตููุฉู ูุฅููุญูููุงุฆูููุง ุ ููููุฏู ุฃูููููุฑู ุงูุดููุงููุนููููุฉู ุชููููู ุงูููููููููููุฉู 5ููุงุนูุชูุจูุฑููููุง ุจูุฏูุนูุฉู ููุจููุญูุฉู ุ ููููุงู ุงูุซููููุฑูููู ููุฐููู ุงูุตูููุงูุฉู ุจูุฏูุนูุฉู ู ูููุถููุนูุฉู ููุจููุญูุฉู ู ูููููุฑูุฉู
Imam Al Ghazali menjelaskan tata cara menghidupkan malam itu secara khusus, namun tata cara itu diingkari oleh Syafiโiyah dan menyebutnya sebagai bidโah yang buruk. Ats Tsauri mengatakan bahwa shalat tersebut adalah bidโah, palsu, buruk lagi munkar. (Al Mausuโah, 2/236).
Sementara itu, dalam Madzhab Hambali terdahulu, mereka mengakui keutamaan malam Nishfu Sya'ban, dan itu meruoakan pendapat yang resmi dari Imam Ahmad dan pengikutnya.
Berikut ini keterangan Imam Ibnu Taimiyah:
ูู ู ูุฐุง ุงูุจุงุจ ูููุฉ ุงููุตู ู ู ุดุนุจุงู ููุฏ ุฑูู ูู ูุถููุง ู ู ุงูุฃุญุงุฏูุซ ุงูู ุฑููุนุฉ ูุงูุขุซุงุฑ ู ุง ููุชุถู ุฃููุง ูููุฉ ู ูุถูุฉ ูุฃู ู ู ุงูุณูู ู ู ูุงู ูุฎุตูุง ุจุงูุตูุงุฉ ูููุง ูุตูู ุดูุฑ ุดุนุจุงู
Di antara pembahasan ini adalah tentang malam Nishfu Sya'ban. Telah diriwayatkan tentang keutamaannya baik dari hadits-hadits yang marfu' dan atsar-atsarnya. Semua itu menunjukkan bahwa malam tersebut memang memiliki keutamaan.
Di antara generasi salaf ada yang mengkhususkan malam itu dengan shalat dan berpuasa pada bulan Sya'ban..... (lalu Beliau menyebutkan hadits-haditsnya di mana hadits tersebut didhaifkan oleh ulama)
Selanjutnya:
ููู
ุงูุฐู ุนููู ูุซูุฑ ู ู ุฃูู ุงูุนูู ุฃู ุฃูุซุฑูู ู ู ุฃุตุญุงุจูุง ูุบูุฑูู ุนูู ุชูุถูููุง ูุนููู ูุฏู ูุต ุฃุญู ุฏ ูุชุนุฏุฏ ุงูุฃุญุงุฏูุซ ุงููุงุฑุฏุฉ ูููุง ูู ุง ูุตุฏู ุฐูู ู ู ุงูุขุซุงุฑ ุงูุณูููุฉ ููุฏ ุฑูู ุจุนุถ ูุถุงุฆููุง ูู ุงูู ุณุงููุฏ ูุงูุณูู ูุฅู ูุงู ูุฏ ูุถุน ูููุง ุฃุดูุงุก ุฃุฎุฑ
Tetapi, yang dianut oleh mayoritas ulama atau mayoritas sahabat-sahabat kami (HAMBALIYAH), dan selain mereka, bahwa malam Nishfu Sya'ban memiliki keutamaan, sebagaimana dikatakan oleh Imam Ahmad. Hal ini berdasarkan banyak hadits dan atsar para salafush shalih. Diriwayatkan sebagian riwayat tentang keutamaan tersebut di kitab-kitab Musnad dan Sunan, walau adanya riwayat palsu pada riwayat tersebut merupakan hal yang lain. *(Iqtidha Ash Shirath Al Mustaqim, Hal. 302)*
Demikian peta perselisihan tentang Nishfu Syaโban. Semoga bermanfaat, silahkan ambil hang menurut anda lebih kuat, namun jangan inkari saudara kita yang mengambil pendapat lain, dan tetaplah menjaga ukhuwah Islamiyah.
Wallahu Aโlam
๐ฟ๐ธ๐ฑ๐๐ดโ๐๐บ
โ Farid Nu'man Hasan
๐ก Join channel: bit.ly/1Tu7OaC
Posting Komentar
Posting Komentar